Kamis, 31 Maret 2011

banjir lahar dingin





YOGYAKARTA, KOMPAS.com — Bahaya banjir lahar dingin Merapi makin meluas dan kini sudah mulai mendekati kawasan Candi Prambanan yang berada di samping Sungai Opak, sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Bahkan, aliran banjir lahar dingin sudah sampai di titik pertemuan antara Sungai Gendol dan Sungai Opak yang berjarak sekitar 5 kilometer sebelah utara kawasan Candi Prambanan.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo mengatakan, banjir lahar dingin tergantung dari intensitas curah yang terjadi.
Menurut perkiraan BMKG, bulan Maret sampai April curah hujan masih tinggi. Dengan demikian ancaman banjir lahar dingin juga masih tinggi. Perkiraan makin meluasnya ancaman banjir lahar dingin Merapi ini terjadi karena potensi material endapan hasil erupsi 2010 sangat besar, mencapai 130 juta meter kubik.
Selain itu, hujan yang terjadi merata di seluruh kawasan lereng Merapi. Sehingga hampir semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi -bila terjadi hujan di puncak- akan teraliri air.

Subandriyo menambahkan, semua sungai yang berhulu di Merapi harus diwaspadai. Sungai-sungai itu, antara lain Sungai Putih, Sungai Woro, Sungai Gendol, Sungi Boyong, Sungai Krasak, Sungi Pabelan, dan Sungai Kuning adalah daerah tepi kanan sungai tersebut perlu diwaspadai.
Tentang ancaman banjir lahar dingin terhadap kawasan Candi Prambanan, Subandriyo menjelaskan, ada potensi banjir lahar dingin sampai di kawasan Candi Prambanan. Namun mekanisme mengalirnya lahar dingin masih perlu dikaji lebih jauh. Terbukti curah hujan yang tinggi tidak lantas mengalirkan secara masiv material endapan erupsi Merapi di Sungai Gendol.

Kepala BPPTK memperkirakan erosi secara masiv terhadap material endapan di Sungai Gendol yang mengarah ke kawasan Candi Prambanan tidak terjadi dalam waktu dekat. "Memang ada potensi banjir lahar dingin sampai di Jalan Yogja-Solo, tetapi tidak terjadi dalam waktu dekat ini," ungkap Subandriyo.
Guna memantau banjir lahar dingin Merapi, BPPTK telah memasang sistem alarm dini berupa accoustic flows monitoring dan sensor curah hujan di bagian hulu Merapi. Alat ini sebagai bahan acuan untuk memberikan peringatan dini kepada semua pihak jika terjadi banjir lahar dingin.


sumber : http://regional.kompas.com/read/2011/03/22/09202324/Banjir.Lahar.Dingin.Mulai.Ancam.Prambanan

0 komentar:

Posting Komentar